'nek, susahlah nak cabut lalang-lalang ini, dahlah banyak pula tu ," keluh Balqis sambil mengelap peluh yang merenik di dahinya.
"Cu, itu yang kamu kata susah? orang zaman sekarang pantang buat kerja susah sikit , dah nak mengeluh. Banyakkanlah bersabar," bebel Nenek Limah dengan tangannya ligat mencabut lalang yang menyemak dihalaman rumahnya.
'ala, nek kenapa kita tak sembur racun sahaja, kan lebih senang. jimat masa, jimat tenaga . Qis tak fahamlah kenapa kita nak susah cabut lalang dan rumput semua ini ."
"Qis, memanglah sembur racun lebih senang daripada mencabut lalang , tetapi ia takkan kekal lama sebabnya sisa akar lalang masih lagi hidup, maknanya akan datang ia akan tumbuh lagi . Kalau kita cabut, akarnya akan tercabut sekali, jadi untuk jangka masa yang panjang ia tidak akan tumbuh lagi. Sekarang mana yang lebih bermanfaat ?
"yelah, Qis semuanya salah, " balas Qis sambil terus mencabut lalang yang memenuhi halaman rumah nenek itu.
"Qis, cuba pandang sawah depan rumah Nek, cantikkan ? "
"a'ah cantik, dulu masa Qis masih kanak-kanak Qis suka berlari-lari atas batas sawah."
"Dulu , masa arwah atuk hidup dulu, atuk pernah pesak pada Nek , supaya jadi macam padi. Padi yang berisi, makin tunduk, tetapi banyak memberi manfaat pada semua orang. Masaknya padi , membuahkan beras yang boleh dijadikan nasi untuk kita makan. Bukan seperti lalang, yang banyak dihalaman rumah ini, sangat menyemakkan dan menyerabutkan".
"Qis, tak fahamlah Nek, Qis sekarang dah tak pakai jalan biasa, pakai Highway , express sikit. "
"Amboi, cerita Adnan Sempit juga yang diingat pula budak ni. Qis sayang, hidup ini kita perlu lebih banyak memberi daripada menerima. Semakin banyak yang kita beri, semakin banyak yang kita terima. Belajar erti hidup pada memberi manfaat pada orang lain bukan dengan menerima. Nabi pesan, tangan yang memberi itu lebih mulia daripada tangan menerima. Cuba Qis aplikasikan memberi dalam hidup Qis. Qis beri sujud hanya pada yang Maha Esa, beri rasa cinta pada al-quran dan as-sunnah, beri rasa kasih pada keluarga dan sahabat serta anda sayang maka berilah manfaat kepada orang lain. Jangan berasa letih untuk memberi. Luaskan konsep memberi, jangan hadkan pada material, ia mungkin perkara paling mudah dalam hidup kita, seperti senyuman. Hidup ikutlah resmi padi yang makin tunduk makin berisi.Jadikan diri Qis seperti lilin yang menerangi lilin-lilin yang lain dengan memberi cahaya kepada lilin lain bukan dengan cara menguranginya."
"Nek selalu buat Qis terharu.Qis sayang Nek, sayang sangat -sangat," dengan erat Qis memeluk Nenek Limah.
'hidup biarlah ikut resmi padi, makin tunduk makin berisi bukan seperti lalang, makin banyak tetapi makin menyemakkan'